Terimakasih Indonesia atas semua yang telah kau berikan, baik dalam hal yang positif atau pun negatif.
Permasalahan yang melanda negeri ini baik dalam hal agamis maupun kesosialisain, selalu memberikan yang terbaik dan membuat kami selalu berfikir, seakan tak pernah habis permasalahan ini. Akan tetapi itu adalah hal yang sudah tak tabuh lagi untuk diperbincangkan, agar kita seakan selalu dipaksa untuk berfikir, mati satu tumbuh seribu.
Seperti contoh kasus pembunuhan, pencurian, perbandingan agama, hukum mengucapkan selamat hari natal bagi kaum Muslim, larangan membuka warung makan selama Ramadhan, mempermasalahkan membacaan maulid, KORUPSI dan lainnya.
Seakan memaksa kita untuk mencari tahu dan berfikir letak kebenaran dan kesalahan dari semua kejadian tersebut berada dimana, para ahli seakan menjadi patokan ilmu, munculnya ilmu-ilmu baru yang sama sekali belum kita ketahui, bahkan sampai terjadi fenomena munculnya para ahli ilmu baru yang masih ragu kebenarannya. Membuat semua orang merasa keliru untuk mencari siapakah sang patokan ilmu. Walaupun tak sedikit banyaknya korban yang merasa dirugikan atas apa yang telah terjadi, tangis, amarah, tertawa untuk kesedihan orang lain, kepuasan, keserakahan, selalu membabi buta, saling beradu fakta, mengutamakan pendapat, perang antar kelompok, perpecahan belahan kelompok, Liberalisme, Nasionalisme dan lainnya.
Semua itu terjadi bukan hanya dengan berdiam diri saja, bukan hanya ada satu permasalahan, ataupun keisengan belaka oleh sebuah oknum. Akan tetapi semua itu terjadi akibat pemikiran yang amat luas dan mendalam dan bahkan sampai pada akhirnya pemikirannya terlalu luas dan mendalam, membuat meraka mejadi kelompok yang terlalu fanatik akan suatu hal yang selalu mereka gandrumi dan pikirkan, membuat seakan mereka bergerak tanpa pikiran, dan hanya nafsu untuk pembelaan dan menjatuhkan lawan yang mereka utamakan, mengatur strategi agar lawan tak berkutik, beradu fikiran dan kekuatan seakan tak ada bedanya, tak ingin mrngambil kerugian, hanya ingin merasa apa yang mereka lakukan itu sudah benar dan tak ada dua nya.
Apakah kata ADIL MAKMUR SEJAHTERA itu MASIH ADA DALAM KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA?? siapakah dalang nya? Atau memang ini sudah menjadi garis takdir Tuhan agar MANUSIA SELALU BERFIKIR dan MENGINTROPEKSI DIRI.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar